KATA PENGANTAR
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Lhokseumawe, Maret 2014
Tim Penulis
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
B. Rasional CBSA Dalam Pembelajaran
C. Kadar CBSA
D. Kelebihan dan Kekurangan CBSA
E. Rambu-Rambu Penyelengaraan CBSA
F. Evaluasi Belajar dan Pembelajaran
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan
pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru, dimana pembelajaran
dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan
siswa. Untuk dapat membelajarkan siswa, salah satu cara yang dapat
ditempuh oleh guru ialah dengan menerapkan pendekatan CBSA. Pendekatan
ini merupakan merupakan pendekatan pembelajaran yang tersurat dan
tersirat dalam kurikulum yang berlaku.
CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
menuntut keterlibatan mental siswa terhadap bahan yang dipelajari. CBSA
menuntut keterlibatan mental yang tinggi sehingga terjadi proses-proses
mental yang berhubungan dengan aspek-aspek kognitif, afektif dan
psikomolorik. Melalui proses kognitif pembelajaran akan memiliki
penguasaan konsep dan prinsip. Akan tetapi dengan CBSA para pembelajar
dapat melatih diri menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepada
mereka. Tidak untuk dikerjakan di rumah tetapi dikerjakan dikelas secara
bersama-sama
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka disusun rumusan masalah sebagai berikut :
“Bagaimanakah CBSA konsep pembelajaran?”
C. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan Manfaat dari makalah yang kami sajikan berikut ini yaitu :
1. Mengetahui bagaimana konsep pembelajaran
2. Mengetahui kebaikan dan kelemah satu Sistem CBSA
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA) adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran
yang menitik beratkan pada keaktifan siswa, yang merupakan inti dari
kegiatan belajar. Keaktifan belajar terjadi dan terdapat pada semua
perbuatan belajar, tetapi kadarnya yang berbeda tergantung pada jenis
kegiatanya, materi yang dipelajari dan tujuan yang hendak dicapai.
Kegiatan tersebut diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti :
mendengarkan, berdiskusi, membuat sesuatu, menulis laporan, memecahkan
masalah, menyusun rencana, dan lain lain.
Pendekatan
CBSA dinilai sebagai suatu system belajar mengajar yang menekankan
keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual, dan emosional guna
memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara mata kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Setiap kegiatan menuntut siswa untuk terlibat
secara langsung dan menuntut keterlibatan intelektual-emocional siswa
melalui proses asimilasi, dan akomodasi kognitif untuk mengembangkan
kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan, tindakan, serta pengalaman
langsung dalam rangka membentuk ketrampilan (motorik, kognitif, dan
sosial), penghayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan
sikap (Raka Joni, 1980, hal.2)
Pendekatan
sistem pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat dalamnya
mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran
terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach)
2. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach)
Dari
pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke
dalam strategi pembelajaran dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003)
mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:
1.
Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out
put) dan sasaran (target) yang harus mempertimbangkan aspirasi dan
selera masyarakat yang memerlukannya
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai tujuan
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan ditempuh sejak titik awal sampai mencapai sasaran
4.
Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan
ukuran (standard) untuk mengetahui/menilai taraf keberhasilan
(achievement) usaha
Pendekatan
CBSA dinilai sebagai suatu sistem belajar mengajar yang menekankan
keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual dan emocional guna
memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara matra kognitif,
motorik, afektif, dan psikomotorik. ( A.Yasin, 1984, hal 24)
B. Rasional CBSA Dalam Pembelajaran
Siswa
didik dipandang dari dua sisi yang berkaitan, yakni sebagai obyek
pembelajaran dan sebagai subyek yang belajar. Siswa sebagai subyek
dipandang sebagai manusia yang potencial sedang berkembangn, memiliki
keinginan – keinginan, harapan, dan tujuan hidup, aspirasi dan motivasi
dan berbagai kemungkinan potensi lainnya. Siswa sebagai subyek dipandang
sebagai yang memiliki potensi yang perlu dibina, diarahkan dan
dikembangkan melalui proses pembelajaran. Karena itu proses pembelajaran
harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip manusiawi (humanistik),
misalnya melalui suasana kekeluargaan, keterbukaan dan bergairah serta
bervariasi sesuai dengan keadaan perkembangan siswa bersangkutan.
Penerapan
dan pendayagunaan konsep CBSA dalam pembelajaran merupakan kebutuhan
dan sekaligus sebagai keharusan dalam kaitannya dengan uapaya
merealisasikan Sistem Pendidikan Nasional untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional, yang pada giliranya berimplikasi terhadap system
pembelajaran.
Cara
belajar siswa aktif tersebut dapat berlangsung dengan efektif, bila
guru melaksanakan peran dan fungsinya secara aktif dan kreatif,
mendorong dan membantu serta berupaya mempengaruhi siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran dan belajar yang telah ditentukan.
Peranan
guru bukan sebagai orang yang menuangkan materi pelajaran kepada siswa,
melainkan bertindak sebagai pembantu dan pelayanan bagi siswa.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru ialah;
1. menyiapkan lembar kerja,
2. menyusun tugas bersama siswa,
3. memberikan informasi tentang kegiatan yang diulakukan,
4. memberikan bantuan dan pelayanan apabila siswa mendapat kesulitan,
5. menyampaikan pertanyaan yang bersifat asuhan,
6. membantu mengarahkan rumusan kesimpulan umum,
7. memberikan bantuan dan pelayanan khusus kepada siswa yang lamban,
8. menyalurkan bakat dan minat siswa,
9. mengamati sikap aktifitas siswa.
Kegiatan-kegiatan
tersebut menunjukkan, bahwa pembelajaran berdasarkan pendekatan CBSA
tidak diartikan guru menjadi pasif, melainkan tetap harus aktif namun
tidak bersikap mendominisi siswa menghambat perkembangan potensinya.
Guru bertindak sebagai guru inquiry dan fasilitator.
C. Kadar CBSA
Kadar CBSA ditandai oleh semakin banyaknya dan bervariasinya keaktifan dan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.
D. Kebaikan dan Kelemahan CBSA
a. Kebaikan CBSA
Kebaikan-kebaikan CBSA, yang dikemukakan oleh T. Raka Joni bahwa,
1. Ditunjukan melalui keberanian memberikan urung pendapat tanpa secara eksklusif diminta.
2.
Keterlibatan mental di dalam kegiatan-kegiatan belajar yang telah
berlangsung yang ditunjukan dengan peningkatan diri kepada tugas.
3. Belajar dengan pengalaman langsung indicator dari CBSA.
4. kekayaan bentuk dan variasi alat kegiatan belajar mengajar.
5. Kualitas interaksi antar siswa.
b. Kelemahan CBSA
Beberapa kelemahan dari CBSA menurut Oemar Hamalik;
1. Tidak menjamin dalam melaksanakan keputusan.
2. Diskusi tak dapat diramalkan.
3. Memasyarakatkan agar siswa memiliki keterampilan berdiskusi yang diperlukan secara aktif.
4. Membentuk pengaturan fisik dan jadwal yang luwes.
5. Dapat menjadi palsu jika pemimpin mengalami kesulitan mempertemukan berbagai pendapat.
6. Dapat didominasi oleh seseorang atau sejumlah siswa sehingga dia menolak pendapat peserta lain.
E. Rambu-Rambu Penyelenggaraan CBSA
Hakikat
CBSA adalah keterlibatan intelektual-emosional siswa secara optimal
dalam proses pembelajaran; dan setiap proses dapat menemukan kadar CBSA
dari suatu proses pembelajaran, maka perlu mengenal terlebih dahulu
rambu-rambu penyelenggara CBSA . yang dimaksud dengan rambu-rambu CBSA
adalah gejala-gejala yang tampak pada perilaku siswa dan guru baik dalam
program maupun dalam proses pembelajaran.
Rambu-rambu yang dimaksud adalah :
1) Kuantitas dan kualitas pengalaman yang membelajarkan
2) Prakarsa dan keberanian siswa dalam mewujudkan minat, keinginan, dan dorongan-dorongan yang ada pada dirinya
3) Keberanian dan keinginan siswa untuk ikut serta dalam proses pembelajaran
4) Usaha dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran
5) Keingintahuan yang ada pada diri siswa
6) Rasa lapang dan bebas yang ada pada diri siswa
7) Kuantitas dan kualitas usaha yang dilakukan guru dalam membina dan mendorong keaktifan siswa
8) Kualitas guru sebagai inovator dan fasilitator
F. Evaluasi Belajar Dan Pembelajaran
1. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi
hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran, pengolahan,
penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat
hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar
dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran adalah evaluasi terhadap proses belajar mengajar diarahkan pada komponen-komponen system pembelajaran.
3. Pengartian, kedudukan dan syarat-syarat umum evaluasi
a. Pengertian Penilaian
Penilaian
adalah suatu upaya untuk mengetahui berapa banyak hal-hal telah dimilik
oleh siswa dari hal-hal yang telah diajarkan oleh guru. Pengertian ini
menunjukan bahwa pengukuran bersifat kuantitatif.
b. Kedudukan Evaluasi dalam Proses Pendidikan
Menurut
Schwartz dkk, penilaian adalah suatu program untuk memberikan pendapat
dan penentuan arti atau kaidah suatu pengalaman. Pengalaman adalah
pengalaman yang diperoleh berkat proses pendidikan. Proses tersebut
tampak pada perubahan tingkah laku atau pola kepribadian siswa
c. Syarat-syarat Umum Evaluasi
Penilaian yang akan dilaksanakan harus memenuhi persyaratan atau criteria sebagai berikut:
1. Memiliki validitas
2. Mempunyai reliabilitas
3. Objektivitas
4. Efisiensi
5. Kegunaan/kepraktisan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari
pembahasan makalah ini kami dapat menarik kesimpulan bahwa dalam
pembelajaran ditemukan adanya dua pelaku, guru berinteraksi dengan
siswa, yang keduanya mencapai tujuan pembelajaran atau sasaran belajar
yang serupa. Kadar CBSA dalam interaksi tersebut berbeda-beda.
Pembelajaran ber-CBSA baik berciri (i) pembelajaran berpusat pada siswa,
(ii) guru bertindak sebagai pembimbing pengalaman belajar, (iii)
orientasi tujuan pada perkembangan kemampuan siswa secara utuh dan
seimbang, (iv) pengelolaan pembelajaran menekankan pada kreativitas
siswa, dan (v) optimalisasi kadar CBSA tersebut dapat diprogramkan dalam
desain instruksional (persiapan mengajar) guru. Pembelajaran ber-CBSA
merupakan wujud kegiatan atau unjuk kerja guru. Hampir dapat dikatakan
bahwa guru profesional diduga berkemampuan mengelola pembelajaran
berkadar CBSA tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.zippien.us/2014/03/makalah-konsep-pembelajaran.html
Hamalik, Oemar. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Hamalik, Oemar. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Dimyati, Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud
www.google.co.id
Sumber : tugasku4u.com
No comments:
Post a Comment