BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kala
I persalinan ketika telah tercapai kontraksi uterus dengan frekuensi,
intensitas, dan durasi yang cukup untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi
serviks yang progresif. Kala I persalinan selesai ketika serviks sudah membuka
lengkap (sekitar 10 cm) sehingga memungkinkan kepala janin lewat. Oleh karena
itu, kala I persalinan disebut stadium pendataran dan dilatasi serviks.
Proses
pembukaan serviks sebagai akibai his dibagi di bagi dalam 2 fase yaitu fase
laten dan fase aktif. Fase laten
berlangsung selama 8 jam dan pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai
ukuran diameter 3cm. sedangkan fase aktif dibagi dalam 3 fase lagi yaitu fase
akselerasi, fase dilatasi maksimal, dan fase deselerasi.
Fase-fase
tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi demikian,
akan tetapi fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi terjadi lebih pendek.
Kala
I ini pasti akan dilalui oleh setiap ibu hamil yang akan mengalami persalinan ,
sehingga kita sebagai bidan harus mengetahui perubahan fisiologis dan
psikologis yang kemugkinan besar akan dialami oleh seorang ibu yang akan
melahirkan, selain itu pula bidan harus menentukan manejemen asuhan apa yang
pantas diberikan kepada ibu yang akan melahirkan ketika sedang dalam masa kala
I .
B.
Tujuan
1. Mampu melakukan asuhan
kebidanan pada persalinan kala I
2. Mampu mengetahui
perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada kala I
3. Mampu memberikan
pengetahuan psikologis yang terjadi pada kala I
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN KALA I PERSALINAN
Persalinan
adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan
lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar
melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-40 minggu) lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Kala 1 adalah proses dimulainya
dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10cm). (Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatus,2009)
Klinis
dapat dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut
mengeluarkan lender yang bersemu darah (blood show). Lender yang bersemu darah
ini berasal dari lender kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau
mendatar. Kanalis servikalis itu pecah karena pergerseran-pergeseran ketika
serviks membuka. Proses membukannya serviks akibat his dibagi menjadi 2 fase :
1. Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan
terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
2. Fase aktif :
dibagi menjadi 3 fase kembali , yakni :
a. Fase akselerasi. Dalam waktu
2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm.
b. Fase dilatasi maksimal :
dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
c. Fase deselerasi : pembukaan
menjadi lambat kembali dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
Fase-
fase tersebut di jumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi
demikian, akan tetapi fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi terjadi lebih
pendek. (Ilmu kebidanan Edisi 3,2005).
B.
PERUBAHAN-PERUBAHAN FISIOLOGI PADA KALA I PERSALINAN
1.
Keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim pada persalinan.
Selama
persalinan uterus berubah bentuk menjadi dua bagian yang berbeda. Yaitu segmen
atas dan segmen bawah. Dalam persalinan perbedaan antara segmen atas dan segmen
bawah rahim lebih jelas lagi.Segmen atas memegang peranan yang aktif karena berkontraksi
dan dindingnya bertambah tebal dengan majunya persalinan .
Sebaliknya
segmen bawah rahim memegang peran pasif dan makin tipis dengan majunya
persalinan karena diregangkan. Segmen bawah uterus dianalogikan dengan ismus
uterus yang melebar dan menipis pada perempuan yang tidak hamil.
Sebagai
akibat menipisnya segmen bawah uterus dan bersamaan dengan menebalnya segmen
atas, batas antara keduanya ditandai oleh suatu lingkaran pada permukaan dalam
uterus , yang disebut sebagai cincin retraksi fisiologik. Jadi secara singkat
segmen atas berkontraksi, mengalami retraksi ,menjadi tebal dan mendorong janin
keluar, sebagai respon terhadap gaya dorong kontraksi pada segmen atas,
sedangkan segmen bawah uterus dan cervix mengadakan relaksasi dan dilatasi dan
menjadi saluran yang tipis dan teregang yang akan dilalui janin. (Ilmu
Kebidanan,2009)
Setelah
kontraksi maka otot tersebut tidak berelaksasi kembali ke keadaan sebelum
kontraksi tapi menjadi sedikit lebih pendek walaupun tonusnya seperti sebelum
kontraksi. Kejadiaan ini disebut retraksi.
Dengan retraksi ini maka rongga rahim mengecil dan anak berangsur di dorong
kebawah dan tidak banyak naik lagi ke atas setelah his hilang Akibat retraksi
ini segmen atas semakin tebal dengan majunya persalinan apalagi setelah bayi
lahir.
Kontraksi
tidak sama kuatnya, tapi paling kuat di daerah fundus uteri dan berangsur
berkurang ke bawah dan paling lemah pada segmen bawah rahim. Jika kontraksi
dibagian bawah sama kuatnya dengan kontraksi bagian atas, maka tidak akan ada
kemajuan dalam persalinan. Telah dikatakan bahwa sebagai akibat retraksi,
segmen atas semakin mengecil. Karena pada permulaan persalinan serviks masih
tertutup, maka tentu isi rahim tidak dapat di dorong ke dalam vagina.
Jadi
pengecilan segmen atas hanya mungkin jika diimbangi oleh relaksasi segmen bawah
rahim. Sebagian dari isi rahim keluar dari segmen atas tetapi diterima oleh
segmen bawah. Jadi segmen atas makin lama makin mengecil, sedangkan segmen
bawah makin direnggang dan makin tipis dan isi rahim sedikit demi sedikit
pindah ke segmen bawah. Karena segmen atas makin tebal dan segmen bawah makin
tipis, maka batas antara segmen atas dan segmen bawah menjadi jelas. Batas ini
disebut lingkaran retraksi yang
fisiologis. Kalau segmen bawah sangat diregang maka lingkaran retraksi
lebih jelas lagi dan naik mendekati pusat dan disebut lingkaran retraksi yang patologis atau lingkaran bandl. Lingkaran
bandl adalah tanda ancaman robekan rahim dan terdapat kalau bagian depan tidak
dapat maju misalnya karena panggul sempit. (Ilmu Kebidanan,2009).
2. Perubahan bentuk uterus
Setiap
kontraksi menghasilkan pemanjangan uterus berbentuk ovoid disertai pengurangan
diameter horizontal.
Pengaruh
perubahan bentuk ini ialah:
- Pengurangan diameter horizontal menimbulkan
pelurusan kolumna vertebralis janin, dengan menekankan kutub atasnya
rapat-rapat terhadap fundus uteri, sementara kutub bawah di dorong lebih jauh
ke bawah dan menuju ke panggul dikenal sebagai tekanan sumbu janin.
- Dengan memanjannya uterus, serabut
longitudinal ditarik-tarik tegang dank arena segmen bawh dan serviks merupakan
satu-satunya bagian uterus yang fleksibel, bagiam ini ditarik ke atas pada
kutub bawah janin. Efek ini merupakan factor yang penting untuk dilatasi
serviks pada otot-otot segmen bawah dan serviks.
Ligament
rotundum mengandung otot-otot polos dan kalau uterus berkontraksi, otot-otot
lig. Rotundum ikut berkontraksi hingga lig. Rotundum memendek.
Faal
lig. Rotundum dalam persalinan rupa-rupanya:
- Pada tiap kontraksi, fundus yang tadinya bersandar pada
tulang punggung berpindah kedepan mendesak dinding perut depan ke depan.
Perubahan letak uterus waktu kontraksi penting karena dengan
demikian sumbu rahim searah dengan sumbu jalan lahir.
- Dengan
adanya kontraksi dari lig. Rotundum fundus uteri terlambat, sehingga waktu
kontraksi, fundus tak dapat naik ke atas.
Kalau fundus uteri dapat naik ke atas saat kontraksi, maka
kontraksi tersebut tidak dapat mendorong anak ke bawah.
3. Perubahan pada serviks
Tenaga
yang efektif pada kala 1 persalinan adalah kontraksi uterus, yang selanjutnya
akan menghasilkan tekanan hidrostatik keseluruh selaput ketuban terhadap servik
dan segmen bawah uterus. Bila selaput ketuban sudah pecah , bagian terbawah
janin di paksa langsung mendesak servik dan segmen bawah uterus. Sebagai akibat
kegiatan daya dorong ini, terjadi 2 perubahan mendasar : pendataran dan
dilatasi – pada serviks yang sudah melunak. Pada nulipara penurunan bagian
bawah janin terjadi secara khas agak lambat namun pada multipara, khususnya
yang paritasnya tinggi, penurunan bisa berlangsung sangat cepat.
Pendataran
dari serviks ialah pemendekan dari canalis cervikalis, yang semula berupa
sebuah saluran yang panjangnya 1-2 cm, menjadi suatu lubang saja dengan pinggir
yang tipis. Serabut-serabut setinggi os.serviks internum ditarik keatas, atau
dipendekkan, menuju segmen bawah uterus, sementara kondisi os.eksternum untuk
sementara tidak berubah., pinggiran os.internum di tarik ke atas beberapa
sentimeter sampai menjadi bagian (baik secara anatomi maupun fungsional ) dari
segmen bawah uterus.
Pemendekan
dapat dibandingkan dengan suatu proses pembentukan terowongan yang mengubah
suatu panjang sebuah tabung yang sempit menjadi corong yang sangat tumpul dan
mengembang dengan lubang keluar melingkar kecil. Sebagai hasil aktivitas
miometrium yang meningkat sepanjang persiapa uterus untuk persalinan,
pendataran sempurna pada serviks yang lunak kadang kala telah selesai sebelum
persalinan aktif dimulai. Pendataran menyebabkan ekspulsi sumber mucus ketika
saluran servik memendek.
Sebetulnya
pendataran serviks sudah dimulai dalam kehamilan dan serviks yang pendek (lebih
dari setengahnya telah merata) merupakan tanda dari serviks yang matang.
Dilatasi
adalah pelebaran os serviks eksternal dari muara dengan diameter berukuran
beberapa millimeter sampai muara tersebut cukup lebar untuk dilewati bayi..
Ketika kontaksi uterus menimbulkan tekanan pada selaput ketuban, tekanan
hidrostatik kantong amnion akan melebarkan serviks.dilatasi secara klinis
dievaluasi dengan mengukur diameter seriks dalam sentimeter, 0-10cm dianggap
pembukaan lengkap.. Kalau pembukaan telah mencapai ukuran 10 cm, maka dikatakan
pembukaan lengkap. Pada pembukaan lengkap tidak teraba lagi bibir portio;
segmen bawah rahim, serviks dan vagina telah merupakan satu saluran.
Faktor-faktor
yang menyebabkan pembukaan serviks ialah:
a. Mungkin otot-otot serviks menarik pada
pinggir ostium dan membesarkannya.
b. Waktu kontraksi segmen bawah rahim dan
serviks diregang oleh isi rahim terutama oleh air ketuban dan ini menyebabkan
tarikan pada serviks.
c. Waktu
kontraksi, bagian selaput yang terdapat diatas canalis servikalis ialah yang
disebut ketuban, menonjol kedalam canalis servikalis, dan membukanya.
Selaput
ketuban yang pecah dini tidak mengurangi dialtasi serviks selama bagian
terbawah janin berada pada posisi meneruskan tekanan terhadap serviks dan
segmen bawah uterus. Pola dialatasi serviks yang terjadi selama berlangsungnya
persalinan normal mempunyai bentuk kurva sigmois, di bagi 2 fase dilatasi
serviks adalah fase laten dan fase aktif. Fase aktif dibagi menjadi fase
akselerasi, fase lereng maksimum, dan fase deselerasi. Lengkapnya dilatasi
serviks pada fase aktif persalinan dihasilkan oleh retraksi serviks di sekeliling
bagian terbawah janin. (Ilmu Kebidanan,2009)
4. Perubahan pada vagina dan dasar panggul
Jalan lahir
disokong dan secara fungsional ditutup oleh sejumlah lapisan jaringan yang
bersama-sama membentuk dasar panggul. Dalam kala I ketuban ikut meregangkan
bagian atas vagina yang sejak kehamilan mengalami perubahan-perubahan
sedemikian rupa, sehingga dapat dilalui oleh janin. Setelah ketuban pecah,
segala perubahan, terutama pada dasar panggul ditimbulkan oleh tekanan dari
bagian terbawah janin. Perubahan yang paling nyata terdiri atas peregangan
serabut-serabut mm.levator ani dan penipisan bagian tengah perineum, yang
ebrubah bentuk dari masa jaringan berbentuk baji setebal 5 sentimeter menjadi
(kalau tidak dilakukan episiotomi) perineum teregang maksimal anus menjadi
jelas membuka dan terlihat sebgai lubang berdiameter 2-3 cm dan disini dinding
anterior rectum menonjol.Regangan yang kuat ini dimungkinkan karena
bertambahnya pembuluh darah pada vagina dan dasar panggul, tetapi kalau
jaringan tersebut robek, maka menimbulkan perdarahan yang banyak. (ilmu
Kebidanan,2009).
5.
Bloody show
Plak
lender disekresi serviks sebagai hasil proliferasi kelenjar lender serviks pada
awal kehamilan. Plak ini menjadi sawar pelindung dan menutup jalan lahir selama
kehamilan. Pengeluaran plak lendir inilah yang dimaksud dengan bloody show.
Bloody show paling sering terlihat sebagai rabas
lendir bercampur darah yang lengket dan harus dibedakan dengan cermat dari
perdarahan murni. Ketika melihat rabas tersebut, wanita sering kali berpikir
bahwa ia “melihat tanda persalinan”. Kadang-kadang seluruh plak lender
dikeluarkan dalam bentuk massa. Plak yang keluar pada saat persalinan
berlangsung dan terlihat pada vagina sering kali disangka tali pusat yang lepas
oleh tenaga obstetric yang belum berpengalaman. Padahal, umumnya, tali pusat
dikeluarkan satu sampai dua hari.
Bloody show merupakan tanda persalinan yang
akan terjadi, biasanya, dalam 24 hingga 48 jam. Akan tetapi, bloody show bukan merupakan tanda
persalinan yang bermakna jika pemeriksaan vagina sudah dilakukan 48 jam
sebelumnya karena rabas lender yang bercampur darah selama waktu tersebut
mungkin akibat trauma kecil terhadap, atau perusakan plak lender saat
pemeriksaan tersebut dilakukan.(varney,2008)
6. Tekanan darah
Meningkatkan
selama kontraksi disertai peningkatan sistolik rata-rata 15 (10-20) mmHg dan diastolic rata-rata 5 -10 mmHg. Pada
waktu diantara kontraksi, tekanan darah kembali ke tingkat sebelum persalinan.
Dengan mengubah posisi tubuh dari terlentang ke posisi miring, perubhana
tekanan darah selama kontraksi dapat dihindari. Nyeri, rasa takut, dan
kekhawatiran dapat semakin meningkatkan tekanan darah. (varney,2008)
Makna : untuk memastikan tekanan darah yang sebenarnya, pastikan
mengeceknya dengan baik pada interval antar kontraksi, lebih disukai dalam
posisi ibu berbaring miring. Apabila seorang wanita merasa sangat takut atau
khawatir, pertimbangkan bahwa kemungkinan rasa takutnya (bukan preeklamsinya)
menyebabkan peningkatan tekanan darah. Cek parameter lain untuk menyingkirkan
preeklamsi. Berikan perawatan dan obat-obatan penunjang yang dapat merelaksasi
wanita sebelum menegakkan diagnosis akhir, jika pre eklamsi tidak juga
terbukti. (varney,2008)
Peran bidan:
Anjurkan
ibu untuk mencoba posisi yang nyaman selama persalinan dan kelahiran, anjurkan
pula suami dan pendamping lainnya untuk membantu ibu berganti posisi. Ibu boleh berjalan, berdiri , duduk ,
jongkok, berbaring miring atau merangkak. Posisi tegak seperti berjalan,
berdiri atau untuk berganti posisi selama persalinan. Jangan membuat ibu dalam
posisi terlentang, beritahukan agar ia tidak mengambil posisi tersebut
Alasan
: jika ibu berbaring terlentang, berat uterus dan isinya (janin, cairan keban,
plasenta, dan lain-lain) akan menekan vena cava inferior hal ini menyebabkan
turunnya aliran darah dari sirkulasi ibu ke plasenta. Ondisi seperti ini ,akan
menyebabkan hipoksia/ kekurangan oksigen pada janin. Posisi terlentang juga
akan menghambat kemajuan persalinan (enkin, et all, 2000).(pusdiknakes,2004)
7. Metabolisme
Selama
persalinan, metabolisme karbohidrat aerob maupun anaerob meningkat dengan
kecepatan tetap. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh anxietas dan
aktivitas otot rangka. Peningkatan aktivitas metabolik terlihat dari
peningkatan suhu tubuh, denyut nadi ,penafasan, curah jantung dan cairan yang
hilang. (varney,2008)
Makna : peningkatan suhu tubuh, denyut nadi
dan pernafasan dibahas dibawah ini. Peningkatan curah jantung dan cairan yang
hilang mempengaruhi fungsi ginjal dan perlu mendapatkan perhatian serta
ditindak lanjuti guna mencegah terjadinya dehidrasi.(varney,2008)
Peran bidan:
Anjurkan
ibu untuk mendapat asupan (makanan ringan dan minum air) selama persalinan dan
kelahiran bayi sebagian ibu masih ingin makan selama fase laten peralinan,
tetapi setelah memasuki fase aktif, mereka hanya menginginkan cairan saja.
Anjurkan anggota keluarga menawarkan ibu minum sesering mungkin dan makanan
ringan selama persalinan. (pusdiknakes,2004)
Alasan
: makanan dan cairan yang cukup selama persalinan akan memberikan lebih bayak
energi dan mencegah dehidrasi, dehidrasi bisa memperlambat kontraksi atau
membuat kontraksi menjadi tidak teratur dan kurang efektif.(pusdiknakes,2004)
8. Suhu
Sedikit
meningkat selama persalinan; tertinggi selama dan setelah melahirkan. Yang
dianggap normal ialah peningkatan suhu yang tidak lebih dari 0,5 – 1oC
, yang mencerminkan peningkatan metabolism selama persalinan. (varney,2008)
Makna : peningkatan suhu sedikit adalah
normal. Namun, bila persalinan berlangsung lebih lama, penginkatan suhu dapat
mengidentifikasi dehidrasi, dan parameter lain harus di cek. Begitu pula, pada
kasus ketuban pecah dini, penignkatan suhu dapat mengidentifikasinkan infeksi
dan dianggap tidak normal pada keadaan ini.(varney,2008)
9. Denyut jantung (frekuensi jantung)
Perubahan
yang mencolok selama kontraksi disertai peningkatan selama fase peningkatan,
penurunan selama titik pucak sampai frekuensi diantara kontraksi, dan
peningkatan selama fase penurunan hingga mencapai frekuensi lazim diantara
kontraksi. Penurunan yang mencolok selama puncak kontraksi uterus tidak terjadi
jika wanita berada pada posisi miring bukan terlentang. Frekuensi denyut
jantung nadi diantara kontraksi sedikit lebih tinggi dibandingkan selama
periode menjelang persalinan. Hal ini mencerminkan peningkatan metabolisme yang
terjadi selama persalinan. (varney,2008)
Makna : sedikit peningkatan frekuensi nadi
dianggap normal. Cek parameter lain untuk
proses infeksi.(varney,2008)
10. Perubahan
pada ginjal
Poliuria
sering terjadi selama persalinan. Kondisi ini dapat diakibatkan peningkatan
lebih lanjut curah jantung selama persalinan dan kemungkinan peningkatan laju
filtrasi glomelurus dan aliran plasma ginjal. Poliuria menjadi kurang jelas pada
posisi terlentang karena posisi ini membuat aliran urine berkurang selama
kehamilan. Sedikit proteinuria (rek,1+) umum ditemukan pada sepertiga sampai
setengah jumlah wanita bersalin. Proteinuria 2+ dan lebih adalah data yang
abnormal. (varney,2008)
Makna : kandung kemih harus sering
dievaluasi (setiap dua jam) untuk mengetahui adanya distensi juga harus
dikosongkan untuk mencegah (1) obstruksi persalinan akibat kandung kemih yang
penuh, yang akan mencegah penurunan bagian presentasi janin dan (2) trauma pada
kandung kemih akibat penekanan yang lama, yang akan menyebabkan hipotonia
kandung kemih dan retensi urine selama periode pasca partum awal. Lebih sering
terjadi pada wanita primipara, atu yang mengalami anemia , atau yang
persalinannya lama. Mengidentifikasikan preeklasmia.(varney,2008)
Peran bidan:
Anjurkan
ibu untuk mengosongkan kantung kemihnya secara rutin selama persalinan. Ibu
harus berkemih, paling sedikit setiap 2 jam atau lebih sering jika terasa ingin
berkemih atau jika kantung kemih dirasakan penuh. Periksa mphisis pubis untuk
mengetahui apakah kantung kemih penuh) anjurkan dan antarkan ibu untuk berkemih
dikamar mandi. Jika ibu tidak dapat berjalan kekamar mandi berikan wadah
penampung urin.
Alasan
: kandung kemih yang penuh akan :
a. Memeperlambat
turunnya bagian terbawah janin dan mungkin meyebabkan ibu tidak nyaman.
b. Meningkatkan resiko perdarahan pasca
persalinan yng disebabkan Antonia uteri.
c. Menggangu penatalaksanaan distosia bahu.
d. Meningkatkan
resiko infeksi kandung kemih pasca persalinan.(pusdiknakes,2004)
11. Perubahan
pada saluran cerna
Motilitas
dan absorbsi lambung terhadap makanan padat jauh berkurang. Apabila kondisi ini
diperburuk oleh penurunan lebih lanjut sekrei asam lambung selama persalinan,
maka saluran cerna bekerja dengan lambat sehingga waktu pengosongan lambung
menjadi lebih lama. Cairan tidak dipengaruhi dan waktu yang dibutuhkan untuk
pencernaan dilambung tetap seperti biasa. Makanan yang di ingesti selama
periode menjelang persalinan atau fase prodormal atau fase laten , persalinan
cenderung akan tetap berada didalam lambung selama persalinan. Mual dan muntah
umum terjadi selama fase transisi, yang menandai akhir fase pertama persalinan.
(varney,2008)
Makna :
lambung yang penuh dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan penderitaan
umum selama masa transisi. Oleh karena itu, wanita harus dianjurkan untuk tidak
makan dalam porsi besar atau minum berlebihan, tetapi makan dan minum ketika
keinginan timbul guna mempertahankan energy dan hidrasi. Pemberian obat-obatan
oral tidak efektif selama persalinan. Perubahan pada saluran cerna kemungkinan
timbul sebagai respon terhadap salah satu atau kombinasi factor-faktor berikut
: kontraksi uterus, nyeri, rasa takut dan khawatir, obat , atau komplikasi.
(varney,2008)
12. Perubahan
hematologi
Hemoglobin
meningkat rata-rata 1,2gr/100ml selama persalinan dan kembali kekadar sebelum
persalinan pada hari pertama pasca partum jika tidak ada kehilangan darah yang
abnormal. Waktu koagulasi darah berkurang
dan terdapat peningkatan fibrinogen plasma lebih lanjut selama
persalinan. Hitung sel darah putih selama progresif meningkat selama kala 1
persalinan sebesar kurang lebih 5000 hingga jumlah rata-rata 15000 pada saat
pembukaan lengkap ,tidak ada peningkatan lebih lanjut setelah ini. Gula darah
menurun selama persalinan, menurun drastic pada persalinan yang lama dan sulit,
kemungkinan besar akibat peningkatan aktifitas otot dan rangka.
Makna : jangan terburu-buru yakni bahwa
seorang wanita tidak anemia jika tes darah menunjukkan kadar darah berada
diatas normal, yang membuat anda terkecoh sehingga mengakibatkan resiko yang
meningkat pada wanita anemi selama periode intrapartum. Perubahan ini
menurunkan resiko perdarahan pasca partum pada wanita normal , peningkatan hitung
sel darah putih tidak selalu mengidentifikasi infeksi ketika jumlah ini
dicapai. Apabila jumlahnya jauh diatas nilai ini, cek parameter lain untuk
mengetahui ada nya infeksi . penggunaan uji laboratorium untuk menapis seorang
wanita terhadap kemungkinan diabetes selama periode intrapartum akan
menghasilkan data yang tidak akurat dan tidak dapat dipercaya.
C.
PERUBAHAN PSIKOLOGIS DAN PERILAKU
MATERNAL
Biasanya
selama fase laten persalinan wanita mengalami emosi yang bercampur aduk ,
wanita merasa gembira, bahagia dan bebas karena kehamilan dan penantian yang
panjang akan segera berakhir, tetapi ia mempersiapkan diri sekaligus memiliki
kekhawatiran tentang apa yang akan terjadi. Secara umum, dia tidak terlalu
merasa tidak nyaman dan mampu menghadapi situasi tersebut dengan baik. Namun
untuk wanita yang tidak pernah mempersiapkan diri terhadap apa yang akan
terjadi, fase laten persalinan akan menjadi waktu ketika ia banyak berteriak
dalam ketakutan bahkan pada kontraksi yang paling ringan sekalipun dan tampak
tidak mampu mengatasinya sampai, seiring frekuensi dan intensitas kontraksi
meningkat, semakin jelas baginya bahwa ia akan segera bersalin.bagi wanita yang
telah banyak menderita menjelang akhir kehamilan dan pada persalinan palsu,
respons emosionalnya terhadap fase laten persalinan kadang-kadang dramtis,
perasaan lega , relaksasi dan
peningkatan kemampuan koping tanpa memerhatikan lokasi persalinan. Walaupun merasa letih, wanita itu tahu bahwa
pada akhirnya ia benar-benar bersalin dan apa yang ia alami saat ini produktif.
Seiring
persalinan melalui fase aktif, ketakutan wanita meningkat. Pada saat kontraksi
semakin kuat lebih lama, dan terjadi lebih sering , semakin jelas baginya bahwa
semua itu berada di luar kendalinya. Dengan kenyataan ini , ia menjadi lebih
serius wanita ingin seseorang mendampinginya karena ia takut ditinggal sendiri
dan tidak mampu mengatasi kontraksi yang diatasi. Ia mengalami sejumlah
kemampuan dan ketakutan yang tak dapat dijelaskan. Ia dapat mengatakan kepada
anda bahwa ia merasa takut, tetapi tidak menjelaskan dengan pasti apa yang
ditakutinya.
Pada
fase transisi biasanya ibu merasakan perasaan gelisah yang mencolok, rasa tidak
nyaman menyeluruh, bingung, frustasi, emosi meledak-ledak akibat keparahan
kontraksi, kesadaran terhadap martabat diri menurun drastis, mudah marah,
menolak hal-hal yang ditawarkan kepadanya, rasa takut sukup besar.
Dukungan
yang diterima atau tidak diterima oleh seorang wanita di lingkungan tempatnya
melahirkan, termasuk dari mereka yang mendampinginya, sangat mempengaruhi aspek
psikologisnya pada saat kondisinya sangat rrentan setiap kali kontraksi timbul
juga pada saat nyerinya tibul secara continue.
Dukungan
dan anjuran suami dan anggota keluarga yang lain untuk mendampingi ibu selama
persalinan dan kelahiran. Anjurkan mereka untuk berperan aktif dalam mendukung
dan mengenali langkah-langkah yang mungkin akan sangat membantu kenyamanan ibu.
Hargai keinginan ibu untuk didampingi oleh teman atau saudara yang khusus
(Enkin, et al, 2000).
Keluarga
dapat pula memberikan support kepada ibu dengan cara mengucapkan kata-kata yang
membesarkan hati dan pujian kepada ibu, membantu ibu bernafas pada saat
kontraksi , memijat punggung kaki atau kepala ibu dan tindakan-tindakan
bermanfaat lainnya, menyeka muka ibu dengan lembut, menggunakan kain yang
dibahasi air hangat atau dingin, dan menciptakan suasana keluargaan dan rasa
aman. (pusdiknakes, 2004).
BAB III
KESIMPULAN
Kala satu persalinan didefinisikan
sebagai permulaan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan
serviks yang progresif dan diakhiri dengan pembukaan lengkap (10cm). hal ini
dikenal sebagai tahap pembukaan. Ada sejumlah tanda dan gejala peringatan yang
akan meningkatkan kesiagaan anda bahwa seorang wanita sedang mendekati waktu
bersalin. Wanita tersebut akan mengalami berbagai kondisi berikut, mungkin
semua atau malah tidak sama sekali. Perubahan – perubahan fisiologis yang
terjadi pada uterus dan jalan lahir antara lain keadaan segmen atas dan segmen
bawah pada persalinan, kontraksi otot rahim , perubahan bentuk rahim , faal
ligamentum rotondum ,perubahan pada serviks, pendataran dari serviks ,bloody
show, pembukaan dari serviks, perubahan
dari vagina dan dasar panggul . selain terjadi pada uterus dan jalan lahir ,
terjadi juga perubahan fisiologis maternal pada persalinan.
Berbagai perubahan psikologi dapat
digunakan untuk mengevaluasi kemajuan tuntutan pada wanita dan bagaimana ia
mengatasi tuntutannya terhadap dirinya yang muncul dari persalinan dan
lingkungan tempat ia bersalin. Kondisi psikologis keseluruhan wanita yang
sedang menjalani persalinan sangat bervariasi , tergantung pada persiapan dan
bimbingan antisipasi uang ia terima selama persiapan menghadapi persalinan,
dukungan yang diterima wanita dari pasangannya atau orang terdekatannya.
semoga berguna
No comments:
Post a Comment