Breaking

Sunday, September 04, 2011

Landasan Sejarah



Landasan Sejarah

            Sejarah adalah keadaan masa lampau dengan segala macam kejadian atau kegiatan yang dapat didasari oleh konsep-konsep tertentu. Sejarah mencakup segala kejadian dalam ala mini, termasuk hal –hal yang dikembangkan oleh budi daya manusia. Demikianlah ada sejarah candi, sejarah fosil, sejarah batu – batuan, sejarah perkembangan benua dan pulau, sejarah politik, sejarah suatu Negara, sejarah ilmu, sejarah pendidikan, dan sebagainya.
            Sejarah penuh dengan informasi  - informasi yang mengandung kejadian, model, konsep, teori, praktik, moral, cita-cita, bentuk dan sebagainya. Informasi – informasi yang lampau ini terutama yang bersifat kebudayaan pada umumnya berisi konsep, praktik, dan hasil yang diperoleh. Sejarah tentang candi Borobudur misalnya mengandung konsep tentang cara membuat candi itu, tujuan yang ingin dicapai, proses pembuatannya, dan hasil yang bias dinikmati sampai saat ini.

            Informasi – informasi tersebut di atas merupakan warisan generasi muda dan generasi pendahulunya yang tidak ternilai harganya. Generasi muda banyak belajar dari informasi ini. Belajar dalam arti memanfaatkan informasi ini dalam upaya memajukan diri. Bukan belajar hanya menerima dan bertahan dalam kebudayaan itu, melainkan kebudayaan itu dijadikan landasan dan bahan perbandingan untuk maju.
            Setiap bidang kegiatan yang dikejar oleh manusia untuk maju, pada umumnya dikaitkan juga dengan bagaimana keadaan bidang itu pada masa lampau. Apakah bidang itu dahulu sudah baik atau maju, apakah baru dalam fase mulai, ataukah sudah lama dikerjakan tetapihasilnya belum memuaskan, bagaimana konsep dan praktiknya ? jawaban dari pertanyan – pertanyaan tersebut di atas memberi dasar orang – orang bersangkutan untuk bertindak lebih lanjut dalam bidang itu. Demikian juga dalam bidang pendidikan, para ahli pendidikan sebelum menangani bidang itu, terlebih dahulu mereka memeriksa sejarah tentang pendidikan baik yang bersifat nasional maupun internasional. Dengan cara ini mereka tahu apa yang sudah dikerjakan oleh bangsanya dan hasil yang diperoleh, mereka juga bias memeriksa apakah sudah cocok dengan keadaan/tujuan pendidikan sekarang. Sebagai bahan tambahan, mereka juga mencari informasi pada sejarah pendidikan dunia.

A.       Sejarah Pendidikan Dunia (dari diktat Pribadi)

Umur sejarah pendidikan dunia sudah panjangan sekali. Mulai dari zaman Hellenisme tahun 150SM – 500, ke zaman pertengahan tahun 500 – 1500,  zaman Hellenisme atau Renaissance serta zaman Reformasi dan Kontra Reformasi pada Tahun 1600an. Pendidikan pada zaman ini belum banyak memberikan kontribusinya pada pendidikan zaman sekarang. Oleh sebab itu , pendidikan yang terjadi pada zaman ini tidak diuraikan.
Pendidikan yang mulai menunjukkan perbedaan eksistensinya dengan pendidikan – pendidikan sebelumnya adalah sejak zaman Realisme. Bila pendidikan-pendidikan sebelumnya masih banyak berkiblat pada dunia ide, dunia surge, atau akhirat, maka pada zaman Realisme, pendidikan diarahkan pada kehidupan dunia dan bersumber dari keadaan didunia pula.
Gerakan ini didorong oleh berkembangnya ilmu – ilmu pengetahuan alam, seperti penemuan – penemuan baru dalam ilmu pengetahuan alam, seperti penemuan – penemuan baru dalam ilmu falak tentang planet – planet dan bumi mengitari matahari serta penemuan – penemuan daerah baru dalam mengelilingi dunia. Orang – orang mulai mengarahka perhatiannya pada alam tempat mereka hidup dan menjalani kehidupan ini. Mereka kurang percaya pada metode deduktif, yaitu bertitik tolak dari ketentuan umum yang tertulis dalam buku kebudayaan klasik menuju ke gejala – gejala yang ada di alam ini. Gejala tidak dijelaskan lewat buku klasik, melainkan mereka selidiki sendiri dan tafsirkan sendiri maknanya, sebagai zaman kebangkitan ilmu.
Francis Bacon adalah tokoh pendidikan pada zaman Realisme ini (abad ke-17) yang pertama mengembangkan metode induktif. Pendapat Bacon adalah sebagai berikut :

1.      Dalam menemukan dan mengembangkan pengetahuan, pandangan harus diarahkan kepada realita ala mini serta hal – hal praktis yang ada di dalamnya.
2.      Alam lingkungan adalah sumber pengetahuan yang bias didapat lewat alat – alat indra.
3.      Menggunakan metode berpikir induktif, yaitu mulai dari menemukan fakta – fakta khusus kemudian dianalisis sehingga menimpulkan simpulan.
4.      Bila memungkinkan dapat mengembangkan pengetahuan dengan eksperimen – eksperimen.
5.      Penggunaan bahasa daerah lebih diutamakan.

Ada sejumlah prinsip pendidikan yang berkembang pada waktu itu, yang dirumuskan oleh Bacon beserta pengikutnya, yaitu.
1.      Pendidikan lebih dihargai daripada pengajran sebab mengembangkan semua kemampuan manusia.
2.      Pendidikan harus menekankan aktivitas sendiri.
3.      Penamaan pengertian lebih penting daripada hafalan.
4.      Pelajaran disesuaikan dengan perkembangan anak.
5.      Pelajaran harus diberikan satu per satu.
6.      Pengetahuan diperoleh dengan metode induksi.
7.      Semua anak harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar.

Tokoh Realisme yang lain adalah Johann Amos Comenius. Tokoh ini terkenal karena bukunya:
1.      Janua Linguarum Reserata atau Pintu Terbuka bagi bahasa, Tahun 1631.
2.      Didactica Magna atau Buku Didaktik yang besar, Tahun 1632.
3.      Orbis Pictus atau Gambar Dunia, Tahun 1651.

Buku yang pertama adalah buku pelajaran bahasa, yaitu cara untuk memudahkan, mempelajari bahasa latin, dengan jalan menuliskan bahasa latin pada sebelah kiri dan bahasa daerahnya disebelah kanan. Dengan cara ini, anak – anak diharapkan lebih mudah belajar bahasa latin sebab terjemahannya sudah tersedia di sebelah kanan.
Buku pelajaran bahasa ini kemudian disempurnakan dengan memasukkan gambar – gambar ke dalamnya, yang dikenal denganbuku Orbis Pictus.  Setiap kata atau angka dilengkapi dengan gambar sehingga ada asosiasi antara arti kata atau angka itu dengan gambar.
            Begitu pula antara kalimat dengan gambar. Dengan cara ni anak – anak menjadi lebih mudah mempelajari bahasa Latin itu. Disamping itu Comenius juga mengharapkan cara ini dapat mendorong anak – anak lebih aktif belajar. Buku ini merupakan sumber pengajaran dengan alat peraga.
            Sementara itu buku Didactica Magna merupakan buku yang buku yang menceritakan tentang didaktik atau cara mengajar. Comenius menghendaki metode yang sesuai dengan perkembangan alamiah atau hukum – hokum alam, dengan cara:
1.      Belajar melalui peragaan atau cara sendiri di alam terbuka dengan observasi atau penelitian sehingga anak – anak akan mendpat jawaban dari lam itu sendiri.
2.      Pelajaran harus maju selangkah demi selangkah, dan yang mudah ke yang sukar.
3.      Ekspresi dengan kata merupakan hal yang penting untuk mengetahui apa yang telah mereka pahami.





Dari uraian di atas dapat disarikan bahwa aliran Realis memiliki pandangan tentang pendidikan sebagai berikut :
1.      Anak – anak harus belajar dari alam.
2.      Belajar dengan metode induktif.
3.      Mementingkan aktivitas anak.
4.      Mengutamakan pengertian.
5.      Ekspresi kata untuk menyatakan pengertian menjadi penting.
6.      Belajar melalui bahasa ibu.
7.      Belajar dibantu oleh gambar – gambar.
8.      Materi dipelajari satu demi satu dari yang gampang ke yang sukar.
9.      Pelajaran disesuaikan dengan perkembangan anak.
10.  Pendidikan bersifat demokratis yaiut untuk semua anak.
11.  Pendidikan bersiat demokratis yaitu untuk semua anak.

Sesudah zaman Realisme berkembanglah paham Rasionalisme dengan tokohnya John Locke pada abad ke- 18. Aliran ini bertujuan memberikan kekuasaan bagi manusia untuk berfikir sendiri dan bertindak untuk dirinya. Karena itu latihan – latihan sangat diperlukan untuk memperkuat akal atau rasio.aliran ini juga disebut disiplinarianisme. Keyakinan mereka adalah akal merupakan sumber pengetahuan atau pengetahuan adalah sebagai hasil pengolahan akal. Paham ini muncul karena masyarakat dengan akalnya dapat menumbangkan kekuasaan raja Prancis yang absolute.

Proses belajar menurut John Locke ada tiga langkah, yaitu :
1.      Mengamati hal – hal yang ada diluar diri manusia.
2.      Mengingat apa yang telah diamati dan dihafalkan.
3.      Berfikir, yaiut mengolah bahan – bahan yang telah diperoleh tadi, ditimbang – timbang untuk diri sendiri.

Dengan materi pelajaran terutama bahasa Latin dan Ilmu pasti untuk melatih pikiran.

            Selanjutnya pada abad ke- 18 ini muncul pula aliran baru yaitu Naturalis sebagai reaksi terhadap aliran Rasionalis. Tokohnya adalah J.J Rousseau. Naturalism menentang kehidupan yang tidak wajar sebagai akibat dari Rasionalisme, seperti gaya hidup yang diperhalus, cara hidup yang di buat – buat, sampai dengan korupsi. Anak – anak dianggap sebagai orang dewasa kecil. Naturalism menginginkan keseimbangan antara kekuatan rasio dengan hati.

            Dalam pembaruan pendidikan Rousseau menulis buku dengan jdul Emile. Pada wal buku ini dituliskan kalimat inti dari maksud bukunya yaitu: segala sesuatu adalah baik ketika ia baru keluar dari alam; dan segala sesuatu menjadi jelek manakala ia sudah berada di tangan manusia. Rousseau ingin kembali ke alam yang wajar, pendidikan alam, alamlah yang menjadi guru.

            Emile adalah nama anak yang diperankan dalam buku itu, terdiri dari lima buku, yaitu :

1.      Buku I tentang pendidikan anak baru lahir sampai dengan umur 2 tahun. Yang ditekankan adalah perkembangan tubuh dan alat – alat indra.
2.      Buku II tentang pendidikan anak umur 2 tahun sampai dengan 12 tahun yang mengutamakan perkembangan alat – alat indra.
3.      Buku III tentang pendidikan anak umur 12 tahun sampai dengan 15 tahun yang mengutamakan perkembangan intelek.
4.      Buku IV tentang pendidikan anak umur 15 tahun sampai dengan 20 tahun yang mengutamakan pendidikan watak dan agama.
5.      Buku V bercerita tentang Sophia calon istri Emile adalah pendidikan wanita dan kesusilaan.


ssegitu aja deh dulu ,,, cape ngetik soal'a -,- wkwkw

moga berguna :))

No comments:

Post a Comment